Arsip Halaman - 0
Setelah malam itu, tiada lagi fajar, tiada lagi senja bagiku. Setiap hari rasanya kelam dan gelap layaknya malam pengkhianatan itu. Aku tak dapat melihat mana yang benar, mana yang harus dipercaya, mana yang tulus, mana yang cinta. Bagiku, semuanya sama saja. Lantas dari malam itulah aku selalu menyebutkan, bahwa pengkhianatan itu membunuh. Sebab kau tak hanya melukai secara kasat mata. Kau melukai seluruh penghidupan seseorang. Andai semua tau, kala satu insan dikhianati, seluruh semesta turut runtuh. Pencipta selalu pilu jikalau raga yang ia ciptakan dihidupi oleh jiwa yang mati dibunuh malam pengkhianatan. Aku kelam abadi, sejati bersama insan lainnya yang pernah dikhianati. Kalian tak sendiri, aku bersama kalian.
Komentar
Posting Komentar